tag:blogger.com,1999:blog-67818765184903339182024-03-07T22:28:10.426-08:00Entrepreneur Universityabout mehttp://www.blogger.com/profile/14942762593138685142noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-6781876518490333918.post-59913384391758644612009-01-19T17:50:00.000-08:002009-01-19T19:59:02.890-08:00STUDI KELAYAKAN USAHA<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style=";font-family:Freefrm721BlkBT;font-size:16;" >STUDI KELAYAKAN USAHA<o:p><br /></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style=""><b>"12 Langkah Memulai Usaha</b>"</p> <p class="MsoNormal" style="">Berniat membuka usaha sendiri, tapi bingung harus mulai darimana? Memang tak</p> <p class="MsoNormal" style="">mudah untuk memulai usaha, tapi jika Anda bisa menjawab pertanyaan berikut, berarti</p> <p class="MsoNormal" style="">Anda siap memulainya:<span class="fullpost"></p> <p class="MsoNormal" style="">1.<span style=""> </span>Apakah bidang usaha yang akan digeluti itu cukup potensial? Bagaimana</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span>prospeknya?</p> <p class="MsoNormal" style="">2.<span style=""> </span>Seberapa ketat persaingannya? Siapa kira-kira yang akan menjadi pesaing usaha</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span>tersebut? Bagaimana cara menghadapinya?</p> <p class="MsoNormal" style="">3.<span style=""> </span>Apa target usaha tersebut? Bagaimana mencapainya?</p> <p class="MsoNormal" style="">4.<span style=""> </span>Dari segi hukum, apa yang perlu disiapkan? Apa saja penghalangnya?</p> <p class="MsoNormal" style="">5.<span style=""> </span>Apa nama usaha (perusahaan) itu?</p> <p class="MsoNormal" style="">6.<span style=""> </span>Berapa dana yang dibutuhkan? Bagaimana memenuhinya?</p> <p class="MsoNormal" style="">7.<span style=""> </span>Dimana usaha tersebut akan dijalankan? Apakah sudah mempersiapkan kantornya?</p> <p class="MsoNormal" style="">8.<span style=""> </span>Sarana atau peralatan apa yang dibutuhkan? Bagaimana mendapatkannya?</p> <p class="MsoNormal" style="">9.<span style=""> </span>Apa tersedia asuransi yang memadai?</p> <p class="MsoNormal" style="">10. Apakah Anda sudah memiliki supplier atau pemasok bahan <st1:city><st1:place>baku</st1:place></st1:city>?</p> <p class="MsoNormal" style="">11. Sistem manajemen seperti apa yang akan diterapkan? Siapa yang akan menjalankan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span>operasional usaha sehari-hari? Berapa karyawaan yang dibutuhkan?</p> <p class="MsoNormal" style="">12. Bagaimana sistem pemasaran dan distribusi produk atau jasa yang akan dihasilkan?</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span>Bagaimana agar masyarakat mengenal produk atau jasa yang akan dipasarkan?</p> <p class="MsoNormal" style="">Bila tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu, maka sebaiknya Anda mengkaji ulang</p> <p class="MsoNormal" style="">niat membuka usaha sendiri, sampai benar-benar siap. (*)</p> <p class="MsoNormal" style="">Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, maka seorang wirausaha dapat</p> <p class="MsoNormal" style="">melakukan suatu Studi Kelayakan Usaha.</p> <p class="MsoNormal" style=""><b style=""><u>Pengertian Studi Kelayakan Usaha<o:p></o:p></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="">Usaha yang akan dijalankan diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai dengan</p> <p class="MsoNormal" style="">target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa</p> <p class="MsoNormal" style="">kriteria kelayakan usaha. Artinya, jika diihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan</p> <p class="MsoNormal" style="">memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal.</p> <p class="MsoNormal" style="">Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai keinginan, apapun tujuan perusahaan</p> <p class="MsoNormal" style="">(baik profit, sosial, maupun gabungan dari keduanya), apabila ingin melakukan investasi,</p> <p class="MsoNormal" style="">terlebih dahulu hendaknya dilakukan sebuah studi. Tujuannya adalah untuk menilai</p> <p class="MsoNormal" style="">apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti</p> <p class="MsoNormal" style="">sesuai dengan tujuan perusahaan) atau dengan kata lain, jika usaha tersebut dijalankan,</p> <p class="MsoNormal" style="">akan memberikan manfaat atau tidak.</p> <p class="MsoNormal" style="">Untuk itu suatu usaha perlu melakukan suatu <b>studi kelayakan usaha</b>, yaitu suatu</p> <p class="MsoNormal" style="">kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis</p> <p class="MsoNormal" style="">yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak suatu usaha tersebut</p> <p class="MsoNormal" style="">dijalankan.</p> <p class="MsoNormal" style="">Dari pengertian tersebut, maka studi kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk mempelajarisecara mendalam, artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, yang kemudian mengukur, menghitung dan menganalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Dan penelitian yang dilakukan terhadap usaha yang akan dijalankan menggunakan ukuran tertentu, sehingga diperoleh hasil yang maksimal.</p> <p class="MsoNormal" style="">Istilah kelayakan mengandung arti, bahwa penelitian yang dilakukan secara mendalam</p> <p class="MsoNormal" style="">dengan tujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan</p> <p class="MsoNormal" style="">manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan</p> <p class="MsoNormal" style="">kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Lebih lanjut, istilah layak juga berarti bahwa suatu usaha juga dapat memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankan, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas. Dengan demikian dalam suatu studi kelayakan usaha akan menyangkut tiga aspek, yaitu:</p> <p class="MsoNormal" style="">1. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi usaha itu sendiri (sering disebut sebagai</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span>manfaat finansial). Yang berarti apakah usaha tersebut dipandang cukup<span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span>menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko usaha tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="">2. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi Negara tempat usaha itu dilaksanakan (sering</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span>disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). Yang menunjukkan manfaat usaha </p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span>tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.</p> <p class="MsoNormal" style="">3. Manfaat sosial usaha tersebut bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">Tujuan</p> <p class="MsoNormal" style=""><st1:city><st1:place>Ada</st1:place></st1:city> <st1:city><st1:place>lima</st1:place></st1:city> tujuan, pentingnya melakukan studi kelayakan usaha:</p> <p class="MsoNormal" style="">1. Menghindari risiko kerugian</p> <p class="MsoNormal" style="">Studi kelayakan bertujuan untuk menghindari risiko kerugian keuangan di masa datang</p> <p class="MsoNormal" style="">yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi</p> <p class="MsoNormal" style="">atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk</p> <p class="MsoNormal" style="">meminimalkan risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan</p> <p class="MsoNormal" style="">maupun yang tidak dapat dikendalikan.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">2. Memudahkan perencanaan</p> <p class="MsoNormal" style="">Ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dapat mempermudah</p> <p class="MsoNormal" style="">dalam melakukan perencanaan. Perencanaan tersebut, meliputi:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Berapa jumlah dana yang diperlukan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Kapan usaha akan dijalankan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Di mana lokasi usaha akan dibangun</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Siapa yang akan melaksanakan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Bagaimana cara melaksanakannya</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Bagaimana cara mengawasinya jika terjadi penyimpangan</p> <p class="MsoNormal" style="">Dengan adanya perencanaan yang baik, maka suatu usaha akan mempunyai jadwal</p> <p class="MsoNormal" style="">pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai pada waktu tertentu.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan</p> <p class="MsoNormal" style="">Berbagai rencana yang sudah disusun akan memudahkan dalam pelaksanaan usaha.</p> <p class="MsoNormal" style="">Rencana yang sudah disusun akan dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap</p> <p class="MsoNormal" style="">usaha, sehingga suatu pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan dapat tepat</p> <p class="MsoNormal" style="">sasaran serta sesuai rencana.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">4. Memudahkan pengawasan</p> <p class="MsoNormal" style="">Pelaksanaan usaha yang sesuai rencana akan memudahkan untuk melakukan</p> <p class="MsoNormal" style="">pengawasan terhadap jalannya uasaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak</p> <p class="MsoNormal" style="">terjadi penyimpangan dari rencana yang telah disusun. Di samping itu, pelaksanaan</p> <p class="MsoNormal" style="">usaha dapat dilakukan secara sungguh-sungguh, karena ada yang mengawasi.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">5. Memudahkan pengendalian</p> <p class="MsoNormal" style="">Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat terdeteksi terjadinya suatu</p> <p class="MsoNormal" style="">penyimpangan, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="">Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan</p> <p class="MsoNormal" style="">yang melenceng, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">Pihak-pihak yang berkepentingan</p> <p class="MsoNormal" style="">Peusahaan yang melakukan studi kelayakan usaha akan mempertanggungjawabkan</p> <p class="MsoNormal" style="">hasilnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:</p> <p class="MsoNormal" style="">1. Investor</p> <p class="MsoNormal" style="">Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan,</p> <p class="MsoNormal" style="">pendanaan dapat mulai dicari dengan mencari investor atau pemilik modal yang</p> <p class="MsoNormal" style="">mau menanamkan modalnya. Bagi investor, hasil studi kelayakan memiliki arti</p> <p class="MsoNormal" style="">tersendiri, karena investor akan mempelajari laporan tersebut untuk memastikan</p> <p class="MsoNormal" style="">keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan</p> <p class="MsoNormal" style="">ditanamkannya.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">2. Lembaga keuangan</p> <p class="MsoNormal" style="">Jika modal perusahaan berasal dari dana pinjaman bank atau lembaga keuangan</p> <p class="MsoNormal" style="">lainnya, maka lembaga-lembaga tersebut akan berkepentingan terhadap hasil studi</p> <p class="MsoNormal" style="">kelayakan. Bank dan lembaga keuangan lainnya tidak mau memberi kredit atau</p> <p class="MsoNormal" style="">pinjaman, bila suatu usaha tersebut di kemudian hari mempunyai masalah (kredit</p> <p class="MsoNormal" style="">macet). Oleh karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan</p> <p class="MsoNormal" style="">melakukan studi kelayakan terlebih dahulu secara mendalam sebelum pinjaman</p> <p class="MsoNormal" style="">dikucurkan kepada pihak peminjam.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">3. Pemerintah</p> <p class="MsoNormal" style="">Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apakah</p> <p class="MsoNormal" style="">usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat, baik bagi perekonomian secara</p> <p class="MsoNormal" style="">umum maupun gaji masyarakat luas, seperti penyediaan lapangan pekerjaan.</p> <p class="MsoNormal" style="">Pemerintah juga berharap usaha yang akan dijalankan tidak merusak lingkungan</p> <p class="MsoNormal" style="">sekitarnya, baik terhadap manusia dan lingkungan hidup lainnya</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">4. Masyarakat luas</p> <p class="MsoNormal" style="">Bagi masyarakat luas, adanya bisnis akan memberikan manfaat seperti tersedia</p> <p class="MsoNormal" style="">lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar likasi proyek maupun bagi masyarakat</p> <p class="MsoNormal" style="">lainnya. Manfaat lain adalah terbukanya wailayah tersebut dari ketertutupan.</p> <p class="MsoNormal" style="">Dengan adanya usaha akan memancing munculnya sarana dan prasarana bagi</p> <p class="MsoNormal" style="">masyarakat.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style=""><b style="">Proses dan Tahap Studi Kelayakan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="">Langkah-langkahnya:</p> <p class="MsoNormal" style="">1. Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan</p> <p class="MsoNormal" style="">Dalam tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut</p> <p class="MsoNormal" style="">kemudian dirumuskan dan diidentifikasi dalam bentuk pemikiran dan kemungkinankemungkinan</p> <p class="MsoNormal" style="">bisnis apa saja yang paling memberikan pluang untuk dilakukan dan</p> <p class="MsoNormal" style="">menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang.</p> <p class="MsoNormal" style="">2. Tahap Memformulasikan Tujuan</p> <p class="MsoNormal" style="">Dalam tahap ini dalah tahap perumusan visi dan misi</p> <p class="MsoNormal" style="">3. Tahap Analisis</p> <p class="MsoNormal" style="">Tahap ini merupakan tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk</p> <p class="MsoNormal" style="">membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak.</p> <p class="MsoNormal" style="">Adapun aspek-aspek yang diamati dan dicermati adalah:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Aspek hukum</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Aspek Pasar dan Pemasaran</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Aspek Keuangan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Aspek Ekonomi Sosial</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Aspek Lingkungan</p> <p class="MsoNormal" style="">4. Tahap Keputusan</p> <p class="MsoNormal" style="">Merupakan tahap akhir yang merupakan pembuatan keputusan untuk melaksanakan</p> <p class="MsoNormal" style="">atau tidak suatu bisnis.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style=""><b style="">Aspek-aspek dalam Penilaian<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="">Tahap-tahap dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan hendaknya dilakukan</p> <p class="MsoNormal" style="">secara benar dan lengkap. Setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus diteliti,</p> <p class="MsoNormal" style="">diukur dan dinilai sesuai dengan ketentuan.</p> <p class="MsoNormal" style="">Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan adalah:</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">1. Aspek hukum</p> <p class="MsoNormal" style="">Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan</p> <p class="MsoNormal" style="">dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ijin-ijin yang dimiliki.</p> <p class="MsoNormal" style="">Kelengkapan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar hukum yang</p> <p class="MsoNormal" style="">harus dipegang, apabila di kemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan</p> <p class="MsoNormal" style="">kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau</p> <p class="MsoNormal" style="">mengeluarkan dokumen tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="">Dokumen yang diperlukan meliputi:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Bentuk badan usaha, serta keabsahannya dan bentuk badan usaha tertentu,</p> <p class="MsoNormal" style="">seperti PT dan Yayasan harus disahkan oleh Departemen Kehakiman</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Tanda Daftar Perusahaan (TDP)</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)</p> <p class="MsoNormal" style="">Di samping dokumen di atas, perusahaan juga perlu memiliki ijin-ijin tertentu, yaitu</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen</p> <p class="MsoNormal" style="">Perdagangan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Surat Ijin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen Perindustrian</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Ijin domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Ijin mendirikan bangunan (IMB), diperoleh melalui pemerintah daerah setempat</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Ijin gangguan, diperoleh melalui kelurahan setempat</p> <p class="MsoNormal" style="">Selain itu juga dibutuhkan beberapa dokumen penting lainnya, antara lain:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Bukti diri (KTP/SIM)</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Sertifikat tanah</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)</p> <p class="MsoNormal" style="">2. Aspek Pasar dan Pemasaran</p> <p class="MsoNormal" style="">Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Dalam aspek</p> <p class="MsoNormal" style="">pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dijabarkan adalah;</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Ada-tidaknya pasar (konsumen)</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Seberapa besar pasar yang ada</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Perilaku konsumen</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut pasar</p> <p class="MsoNormal" style="">yang ada.</p> <p class="MsoNormal" style="">Untuk mengetahui ada-tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar, serta perilaku</p> <p class="MsoNormal" style="">konsumen, maka perlu dilakukan riset pasar, dengan cara:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Melakukan survey dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat kondisi pasar</p> <p class="MsoNormal" style="">yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli dan pesaing.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap memegang</p> <p class="MsoNormal" style="">peranan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada pesaing secara diamdiam.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahui</p> <p class="MsoNormal" style="">keinginan dan kebutuhan konsumen saat ini. Dalam hal ini untuk mengetahui</p> <p class="MsoNormal" style="">jumlah konsumen, daya beli dan selera.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Menawarkan produk dengan pemasangan iklan, seolah-olah produknya sudah</p> <p class="MsoNormal" style="">ada. Dalam hal ini untuk melihat respon konsumen, waluapun produknya harus</p> <p class="MsoNormal" style="">pesan terlebih dahulu.</p> <p class="MsoNormal" style="">Perlu diketahui bahwa, di dalam pasar, sebesanrnya dapat dibagi menjadi 2</p> <p class="MsoNormal" style="">kelompok pasar, yaitu:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Pasar nyata: sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan dan</p> <p class="MsoNormal" style="">akses pada suatu produk tertentu</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Pasar potensial: sekumpulan konsumen yang memiliki minat terhadap suatu</p> <p class="MsoNormal" style="">produk, tetapi belum didukung oleh akses dan pendapatan. Namun suatu saat,</p> <p class="MsoNormal" style="">apabila telah memiliki pendapatan dan akses, mereka akan membeli.</p> <p class="MsoNormal" style="">Setelah diketahui pasar dan potensinya, maka langkah selanjutnya adalah menyusun</p> <p class="MsoNormal" style="">strategi pemasaran, yang meliputi:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Strategi produk</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Strategi harga</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Strategi lokasi dan distribusi</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Strategi promosi</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">3. Aspek Keuangan</p> <p class="MsoNormal" style="">Dalam aspek keuangan, hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi,</p> <p class="MsoNormal" style="">biaya-biaya dan pendapatan yang akan diperoleh.</p> <p class="MsoNormal" style="">Besarnya investasi berarti jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk modal investasi</p> <p class="MsoNormal" style="">pembelian aktiva tetap maupun modal kerja, selain itu juga biaya-biaya yang</p> <p class="MsoNormal" style="">diperlukan selama umur investasi dan pendapatan.</p> <p class="MsoNormal" style="">Untuk dapat melakukan penilaian investasi, maka sebuah perusahaan harus</p> <p class="MsoNormal" style="">memubuat laporan keuangan. Adapun fungsi laporan keuangan, secara umum</p> <p class="MsoNormal" style="">adalah:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Memberikan informasi tentang jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban dan</p> <p class="MsoNormal" style="">jumlah modal</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapat</p> <p class="MsoNormal" style="">yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan berikt jenis-jenis</p> <p class="MsoNormal" style="">biaya dalam periode tertentu</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam</p> <p class="MsoNormal" style="">aktiva , kewajiban dan modal di dalam suatu perusahaan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari</p> <p class="MsoNormal" style="">hasil-hasil laporan keuangan yang disajikan.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=";font-family:KunstlerschreibschDMed;font-size:14;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="">4. Aspek Teknik/Operasi</p> <p class="MsoNormal" style="">Dalam aspek teknis atau operasi, hal-hal yang perlu digambarkan adalah:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Lokasi usaha</p> <p class="MsoNormal" style="">Lokasi merupakan tempat melayani konsumen. Dengan demikian, maka perlu</p> <p class="MsoNormal" style="">dicari lokasi yang tepat sebagai tempat usaha, karena akan memberikan</p> <p class="MsoNormal" style="">keuntungan sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan, baik jumlah</p> <p class="MsoNormal" style="">dan kualitasnya</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Kemudahan dalam memperoleh bahan <st1:city><st1:place>baku</st1:place></st1:city> atau bahan penolong dalam</p> <p class="MsoNormal" style="">jumlah yang diinginkan secara terus-menerus</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha karena biasanya sudah</p> <p class="MsoNormal" style="">diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Memiliki nilai atau harga ekonomi yang lebih tinggi di masa yang akan</p> <p class="MsoNormal" style="">datang</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Meminimalkan terjadinya konflik, terutama dengan masyarakat dan</p> <p class="MsoNormal" style="">pemerintah setempat</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Penentuan layout/tata letak</p> <p class="MsoNormal" style="">Penentuan layout perlu dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan</p> <p class="MsoNormal" style="">faktor keamanan, kenyamanan, keindahan, efisiensi, biaya, fleksibilitas.</p> <p class="MsoNormal" style="">Dengan pertimbangan di atas, maka akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Ruang gerak untuk beraktivitas dan pemeliharaan memadai. Artinya suatu</p> <p class="MsoNormal" style="">ruangan didesain sedemikian rupa, sehingga tidak terkesan sumpek.</p> <p class="MsoNormal" style="">Kemudian layout juga harus memudahkan untuk melakukan pemeliharaan</p> <p class="MsoNormal" style="">ruangan atau gedung.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Pemakaian ruangan menjadi efisien. Artinya pemakaian ruangan harus</p> <p class="MsoNormal" style="">dilakukan secara optimal, jangan sampai ada ruangan yang menganggur atau</p> <p class="MsoNormal" style="">tidak terpakai karena hal ini akan menimbulkan biaya bagi perusahaan.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Aliran material menjadi lancar. Artinya jika layout dibuat secara benar,</p> <p class="MsoNormal" style="">maka produksi menjadi tepat waktu dan tepat sasaran.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Wingdings;">_ </span>Layout yang tepat memberikan keindahan, kenyamanan, kesehatan dan</p> <p class="MsoNormal" style="">keselamatan kerja yang lebih baik, sehingga memberikan motivasi yang</p> <p class="MsoNormal" style="">tinggi kepada karyawan. Di samping itu, pelanggan pun betah untuk</p> <p class="MsoNormal" style="">bertransaksi atau berurusan dengan perusahaan.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Teknologi yang digunakan</p> <p class="MsoNormal" style="">Teknologi yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini</p> <p class="MsoNormal" style="">dan yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi, supaya</p> <p class="MsoNormal" style="">tidak terjadi kelebihan kapasitas.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Volume produksi</p> <p class="MsoNormal" style="">Volume produksi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,</p> <p class="MsoNormal" style="">sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas. Volume operasi</p> <p class="MsoNormal" style="">yang berlebihan akan menimbulkan masalah dalam penyimpanan, sedangkan</p> <p class="MsoNormal" style="">volume produksi yang kurang akan menyebabkan hilangnya pelanggan.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Bahan <st1:city><st1:place>baku</st1:place></st1:city> dan bahan penolong</p> <p class="MsoNormal" style="">Bahan <st1:city><st1:place>baku</st1:place></st1:city> dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus</p> <p class="MsoNormal" style="">cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan volume produksi.</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Tenaga kerja</p> <p class="MsoNormal" style="">Meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan kualifikasi yang sesuai</p> <p class="MsoNormal" style="">dengan pekerjaan yang ada agar penyelesaian pekerjaan bisa lebih cepat, tepat</p> <p class="MsoNormal" style="">dan hemat.</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">5. Aspek Ekonomi Sosial</p> <p class="MsoNormal" style="">Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh</p> <p class="MsoNormal" style="">yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama</p> <p class="MsoNormal" style="">terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara</p> <p class="MsoNormal" style="">keseluruhan.</p> <p class="MsoNormal" style="">Dampak ekonomi meliputi:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik maupun</p> <p class="MsoNormal" style="">masyarakat yang di luar pabrik</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Peningkatan pendapatan masyarakat</p> <p class="MsoNormal" style="">Demikian pula, perusahaan perlu mencamtumkan dampak sosial yang ada dalam</p> <p class="MsoNormal" style="">hasil penelitian. Dampak sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa</p> <p class="MsoNormal" style="">tersedianya sarana dan prasarana, antara lain:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Pembangunan jalan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Penerangan</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Sarana telepon</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Sarana air minum</p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="">6. Aspek Dampak Lingkungan</p> <p class="MsoNormal" style="">Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat</p> <p class="MsoNormal" style="">ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar</p> <p class="MsoNormal" style="">terhadap lingkungan di sekitarnya, antara lain:</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Dampak terhadap air</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Dampak terhadap tanah</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Dampak terhadap udara</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-family:Symbol;">· </span>Dampak terhadap kesehatan manusia</p> <p class="MsoNormal" style="">Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan</p> <p class="MsoNormal" style="">fauna yangada di sekitar usaha secara keseluruhan.</p><p class="MsoNormal" style=""></span><br /><span style=";font-family:Freefrm721BlkBT;font-size:10;" ><o:p></o:p></span></p>about mehttp://www.blogger.com/profile/14942762593138685142noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6781876518490333918.post-66671829776899427272008-08-06T08:48:00.000-07:002009-01-19T20:00:55.600-08:00<strong><span style="color: rgb(102, 51, 0);">MARI MENGENAL SAHAM (1)</span></strong><br /><br />Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh pengeboman Gedung Bursa Efek Jakarta. Di gedung inilah saham diperdagangkan. Mungkin ada di antara Anda bertanya, apa sih yang dimaksud dengan saham? Bagaimana cara bekerjanya? Mari kita berkenalan dengannya.<br />Pernahkah Anda berpikir untuk memiliki sebuah usaha? Katakan saja Anda ingin memiliki usaha berupa sebuah toko. Apa yang bisa Anda lakukan untuk dapat memiliki toko tersebut?<span class="fullpost"><br />Bila Anda punya modal, maka Anda bisa membeli atau menyewa sebuah bangunan dan membeli barang-barang yang akan dijual. Bila toko Anda masih baru, tentu ada risiko tertentu, semisal belum dikenalnya toko Anda oleh masyarakat. Artinya, toko Anda belum dikunjungi banyak pembeli.<br />Kalau begitu, sebagai alternatif, kenapa tidak mencoba membeli toko lain yang sudah lebih dulu berdiri? Anda bisa memilih-milih toko mana yang akan Anda beli, dan tentu saja Anda pasti akan memilih toko yang kelihatannya sudah cukup dikenal dan laris, bukan?<br />Bila demikian, maka uang yang harus Anda bayarkan ke pemilik lama toko tersebut biasanya adalah senilai harga bangunan (bila bangunan toko itu dimiliki sendiri) dan barang-barang yang dijual didalamnya. Dengan kata lain, Anda telah membeli kepemilikan toko tersebut, di mana yang Anda beli adalah modalnya. PECAHAN-PECAHAN KECIL<br />Perlu diketahui, dalam dunia usaha tidak hanya toko yang bisa memberikan keuntungan. Usaha lain yang tidak berbentuk toko juga banyak yang bisa memberi keuntungan. Usaha tersebut biasanya adalah dalam bentuk badan usaha, atau istilah populernya: perusahaan. Sama dengan toko, kepemilikan perusahaan juga bisa dibeli. Jadi Anda bisa memilih perusahaan mana yang kira-kira selalu menguntungkan pada tahun-tahun lalu, dan Anda bisa membeli kepemilikan (modal) dari perusahaan tersebut.<br />Berbeda dari toko, pada umumnya modal sebuah perusahaan jauh lebih besar daripada modal dari sebuah toko. Sebagai contoh, modal dari toko yang ingin Anda beli mungkin Rp 30 juta, namun modal dari perusahaan yang hendak Anda beli bisa saja mencapai Rp 300 juta.<br />Masalahnya, tidak semua orang memiliki uang kontan Rp 300 juta. Mungkin saja orang hanya punya Rp 3 juta sehingga ini berarti ia hanya mendapatkan kepemilikan sebesar satu persen saja dari semua nilai kepemilikan perusahaan tersebut. Tapi bagaimana caranya agar ia dapat membeli kepemilikan yang cuma sebesar satu persen itu?<br />Oleh hukum, diaturlah suatu cara: kepemilikan perusahaan dibagi ke dalam pecahan-pecahan kecil yang disebut saham. Sebagai contoh, kepemilikan perusahaan senilai Rp 300 juta tadi dibagi ke dalam saham di mana satu saham diberi nilai katakan Rp 1.000. Dengan demikian, bila Anda hanya punya Rp 3 juta, maka Anda hanya bisa membeli 3.000 lembar saham. KEUNTUNGAN MEMBELI SAHAM<br />Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan dengan membeli saham atau kepemilikan dari sebuah perusahaan?<br />Yang pertama, kalau perusahaan mengalami untung (laba), maka biasanya Anda mendapatkan pembagian keuntungan yang disebut dividen. Ambil contoh, bila dari per lembar saham Anda mendapat dividen Rp 100 per lembar sahamnya, maka dengan 3.000 saham yang Anda miliki, total dividen yang Anda dapatkan adalah Rp 300.000. Tentu saja patokan besarnya dividen berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Tapi prinsipnya kurang lebih sama saja. Makin banyak saham yang Anda miliki, makin besar pula dividen yang Anda dapat bila memang perusahaan untung.<br />Keuntungan kedua, bisa saja nilai saham Anda naik. Kembali kita misalkan Anda membeli saham seharga Rp 1.000. Nah, bila kemudian makin banyak yang ingin membeli saham perusahaan, maka mungkin saja harga saham tersebut meningkat jadi katakan Rp 1.400 per lembar. Dengan demikian, bila Anda menjualnya, ini berarti Anda mendapatkan keuntungan sebesar 40 persen. Keuntungan seperti ini disebut capital gain. Ke mana Anda menjual saham itu? Bukan ke perusahaan yang menerbitkan saham bersangkutan, tapi pada orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut. Tentu saja investasi dalam bentuk saham juga berisiko. Yakni, turunnya harga saham yang Anda miliki. Misalnya saja dari Rp 1.000 turun jadi Rp 600 per lembar saham. Bila Anda menjualnya, maka Anda akan rugi Rp 400 per lembar sahamnya. Kerugian seperti ini biasa disebut capital loss. Ke mana Anda menjualnya? Juga ke orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut.</span>about mehttp://www.blogger.com/profile/14942762593138685142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6781876518490333918.post-13320367810255925732008-08-05T10:53:00.000-07:002009-01-19T20:04:47.837-08:00<h4 style="margin-left: 46.75pt; text-indent: -18.7pt; line-height: 150%;">HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN</h4> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 28.1pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);">Anda tentu sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan”</p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 28.05pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);">Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut?<span class=""><br /></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 28.05pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p><span style="font-family:Arial;">Wirausaha adalah</span> <span style="font-family:Arial;">kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat<span style=""> </span>dan<span style=""> </span>mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 28.05pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);">Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki<span style=""> </span>kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.</p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 28.05pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat,<span style=""> </span>mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif<span style=""> </span>dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 28.05pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Intinya,<span style=""> </span>seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.<span style=""> </span>Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 28.05pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (<i>business).</i> Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang <i>(opportunity) </i>dan perbaikan <i>(preparation)</i> hidup (Prawirokusumo, 1997)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 28.05pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;"><o:p></o:p>Kewirausahaan <i>(entrepreneurship</i>) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -25.95pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Pengembangan teknologi baru <i>(developing new technology)<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -25.95pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Penemuan pengetahuan baru <i>(discovering new knowledge)</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -25.95pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada <i>(improving</i> <i>existing products or services)<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -25.95pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit <i>(finding different ways of providing more goods and services with fewer resources)<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 28.05pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Walaupun di antara<span style=""> </span>para ahli ada yang lebih menekankan<span style=""> </span>kewirausahaan pada<span style=""> </span>peran pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang<span style=""> </span>yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 28.05pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;"><o:p></o:p>Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 46.05pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 46.05pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 46.05pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru<span style=""> </span>(kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 46.05pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan<span style=""> </span>sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 46.05pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 46.05pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Arial;">Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 46.05pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 0, 0);"></span><br /><span style="font-family:Arial;"><o:p></o:p></span></p>about mehttp://www.blogger.com/profile/14942762593138685142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6781876518490333918.post-81201016552611089812008-08-05T10:13:00.000-07:002008-08-05T10:50:53.643-07:00<p style="font-weight: bold;" class="MsoNormal">Peran Orangtua Menunjang Keberhasilan Hidup Anak</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Didiklah anak-anakmu untuk masa yang bukan masamu ? Ali Bin Abi Thalib r.a.<br /><o:p></o:p>Semua orangtua berharap anak mereka kelak akan menjadi pribadi yang sukses dalam hidup. Orangtua berlomba-lomba untuk menyekolahkan anak mereka di lembaga pendidikan terbaik. Namun apakah benar bahwa pendidikan formal adalah jaminan keberhasilan hidup anak? Jawabannya TIDAK!</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Untuk bisa membantu anak berhasil dalam hidupnya kelak, orangtua perlu mencermati hal-hal mendasar yang dibutuhkan anak sebagai pondasi keberhasilan hidup. Hal mendasar yang harus benar-benar diperhatikan antara lain adalah konsep diri, sikap, kepribadian, karakter, nilai hidup, kepercayaan, kejujuran, kepemimpinan, kemampuan komunikasi, kedisiplinan, dan motivasi yang tinggi.<o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Secara ringkas, orangtua perlu memperhatikan hal-hal berikut:</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Membantu anak mengenali dirinya (kekuatan dan kelemahannya) </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Membantu anak mengembangkan potensi sesuai bakat dan minatnya </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Membantu meletakkan pondasi yang kokoh untuk keberhasilan hidup anak </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Membantu anak merancang hidup</p><p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Peletakan pondasi sukses diawali sejak anak lahir dan berlanjut hingga tiga tahun pertama. Selanjutnya, dengan bekal yang didapat selama tiga tahun pertama dalam hidupnya, anak mengembangkan dirinya untuk tiga tahun ke dua. Enam tahun pertama merupakan masa yang sangat kritis dalam hidup anak. Apa yang didapat selama masa ini merupakan dasar untuk anak dalam mengkonstruksi dirinya pada enam tahun ke dua dan ke tiga. </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Proses pendidikan yang dilalui anak pada masa sekarang ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi pendidikan dapat membantu seorang anak untuk mengembangkan kapasitas intelektualnya. Di sisi lain pendidikan, karena proses yang salah, sering kali justru menjadi penghambat hidup anak kelak. Mengapa bisa begini?</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p>Masa kritis anak, dalam proses pendidikan formal, adalah selama lima tahun pertama mereka di SD. Masa ini merupakan masa yang sangat menentukan karena sering kali konsep diri anak dan rasa diri mampu dan berharga justru rusak akibat proses pembelajaran yang tidak manusiawi yang hanya menempatkan anak sebagai obyek pendidikan.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p></o:p>Berdasarkan penelitian yang dilakukan di luar negeri terhadap murid SD kelas 1 sampai 6, didapatkan fakta bahwa pembentukan konsep diri yang terjadi saat anak di SD sangat dipengaruhi oleh prestasi akademiknya. Prestasi akademik seorang anak menentukan konsep diri anak. Selanjutnya konsep diri akan mempengaruhi prestasi akademik. Pada tahap selanjutnya konsep diri dan prestasi akademik akan saling mempengaruhi, baik secara positip maupun negatif.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Semua anak pada dasarnya terlahir dengan potensi menjadi jenius. Masing-masing anak mempunyai keunggulan di aspek kecerdasan yang berbeda. Hal ini sejalan dengan teori Multiple Intelligence. Sayangnya, sistem pendidikan kita hanya mengakomodasi dan menghargai salah dua dari delapan kecerdasan yang ada, yaitu hanya menghargai kecerdasan logika/matematika dan bahasa (linguistik). </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Setiap anak mempunyai kepribadian dan keunikan tersendiri. Salah satu keunikan mereka adalah <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> belajar. <st1:city st="on">Ada</st1:City> tiga <st1:city st="on">gaya</st1:City> belajar yang dominan yaitu <st1:city st="on">gaya</st1:City> belajar visual (berdasar penglihatan), <st1:city st="on">gaya</st1:City> belajar auditori(berdasar pendengaran), dan <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> belajar kinestetik (berdasar sentuhan/gerakan). Setiap <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> belajar ini mempunyai cara belajar yang berbeda. Prestasi akademik anak yang rendah sering kali disebabkan karena guru tidak mengerti cara mengajar yang benar, yang sesuai dengan kepribadian dan <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> belajar murid. </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Sekolah pada umumnya hanya menggunakan <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> belajar visual dalam proses pembelajarannya. Hal ini sangat merugikan anak dengan <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> belajar dominan auditori dan kinestetik. Anak kinestetik, karena sering bergerak dalam belajar, akan dianggap sebagai anak nakal atau hiperaktif. Label ini akan menjadi "cap" yang bersifat negatip dan akan terus terbawa hingga anak dewasa. </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Sekolah selama ini tidak pernah mengajarkan anak cara belajar yang benar melalui kurikulum "belajar cara belajar". Sekolah hanya memberikan bahan ajar tanpa pernah mengajarkan strategi belajar yang sesuai untuk setiap <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> belajar.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Jangankan bicara kurikulum "belajar cara belajar", kurikulum yang ada saat ini saja masih sangat amburadul. Minggu lalu saya membaca di koran bahwa KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), yang oleh sebagian besar orangtua dan guru diplesetkan menjadi Kurikulum Bingung Kabeh (kabeh dalam bahasa Jawa artinya "semua") , ternyata tidak jadi diberlakukan setelah diujicobakan selama beberapa tahun. Ck? ck? ck? hebat nggak? Mau dibawa ke mana pendidikan anak kita? Ternyata anak kita hanya menjadi kelinci percobaan Diknas. Yang lebih gila lagi, maaf kalau saya menggunakan kata yang kurang santun, yang menjadi kelinci percobaan adalah semua anak didik di <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>. Anak-anak kita yang nantinya menjadi generasi penerus yang menentukan keberhasilan dan kemajuan bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>. KBK sudah saatnya diganti menjadi KAK. Apa itu? Kurikulum Ajur Kabeh atau Kurikulum Hancur Semua.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Hal lain yang juga sangat disayangkan adalah sekolah, pada umumnya, tidak tahu bahwa sebenarnya semua bidang studi dapat digolongkan menjadi empat kategori yaitu kategori bahasa, konsep, kombinasi, dan hapalan. Setiap kategori ini menuntut teknik atau strategi belajar yang berbeda. </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Murid atau anak yang tidak tahu strategi belajar untuk setiap kategori akan mengalami kesulitan belajar yang berakibat pada pencapaian prestasi akademik yang rendah. Pencapaian prestasi akademik yang rendah akan membuat anak yakin bahwa ia adalah anak yang "bodoh". Apabila pencapaian prestasi rendah berlangsung berulang kali maka dapat dipastikan anak benar-benar menjadi bodoh, sebenarnya bukan karena anak bodoh namun lebih karena mereka percaya bahwa mereka "bodoh".</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Selain perlu mengajar anak strategi belajar untuk setiap kategori anak juga perlu belajar cara membaca yang benar, cara mencatat yang benar, cara menghitung yang benar, dan cara menghapal yang benar. Ini adalah bagian dari keterampilan belajar yang harus dikuasai anak, yang sayangnya tidak pernah diajarkan di sekolah.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Langkah selanjutnya adalah mengajarkan anak strategi yang tepat untuk mengerjakan soal ujian. Mengapa? Karena setiap tipe soal menuntut cara pengerjaan yang berbeda. Misalnya soal pilihan ganda, menjawab singkat, menjodohkan, esai, dan soal cerita. </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Selain perlu mengembangkan kecakapan di aspek akademik, anak juga perlu mengembangkan kecakapan lain yang sesuai dengan bakat dan minat. Untuk mudahnya orangtua dapat membantu anak mengembangkan hobi anak. </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Fase kritis selanjutnya adalah saat anak di SMU. Pada masa ini orangtua harus bisa membantu anak dalam merencanakan hidup. Penetapan tujuan hidup, walaupun belum bisa dilakukan secara final pada usia remaja, akan sangat menentukan jurusan yang dipilih saat di kelas 2 SMU.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Pada banyak kasus, sering kali orangtua memaksakan kemauan mereka terhadap anak tanpa pernah mengindahkan pikiran dan suara hati anak. Orangtua sering kali merasa tahu semua yang terbaik bagi anak mereka. Pemaksaan kemauan ini semakin diperburuk oleh kerangka berpikir atau paradigma yang sudah usang, yang dijadikan pijakan berpikir para orangtua. Seringkali orangtua berusaha mewujudkan impian mereka, yang tidak dapat mereka capai saat mereka masih muda, melalui anak mereka. </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Pada masa remaja (SMU) orangtua sebaiknya membantu anak untuk "melihat" masa depan, khususnya dalam aspek karir atau pekerjaan. <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> empat kuadran yang bisa dimasuki anak. <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> kuadran pegawai/karyawan, kuadran pengusaha, kuadran pemilik usaha, dan kuadran investor. </p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(0, 0, 102);" class="MsoNormal">Setiap kuadran mempunyai aturan main yang sangat berbeda dan membawa konsekwensi yang juga berbeda. Tidak tepat bagi kita, selaku orangtua, untuk menentukan kuadran mana yang harus dimasuki anak saat mereka selesai kuliah. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menyiapkan mereka sebagai pembelajar seumur hidup, yang senantiasa berkembang, yang akan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi yang dihadapi.<br /><o:p></o:p>Semua ini bisa dilakukan anak bila pondasi hidupnya kokoh, bila konsep dirinya kuat dan positip, bila anak merasa dirinya berharga dan layak untuk sukses, dan anak tahu apa yang ia inginkan dalam hidupnya.<br /><o:p></o:p>Dengan pondasi hidup yang kokoh maka anak akan dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Potensi yang merupakan anugerah dari Tuhan yang dibawa anak sejak lahir. Potensi yang akan menjadi kekuatan dan batu pijakan anak untuk meraih keberhasilan hidup di bidang apa saja.</p>about mehttp://www.blogger.com/profile/14942762593138685142noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6781876518490333918.post-9345403599967068932008-08-04T09:23:00.000-07:002008-08-04T09:27:37.119-07:00<p class="MsoNormal" style="color: rgb(0, 102, 0);"><span style="font-size:85%;"><b><span style="font-size: 16pt;">Ayo, Terus Bergerak! <o:p></o:p></span></b></span></p> <p style="color: rgb(0, 102, 0);" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 16pt;" lang="SV">Air, jika dibiarkan terus menggenang, tanpa aliran, lama-lama akan menjadi<br />sarang penyakit. Demikian juga udara, jika dibiarkan berhenti, tak<br />berhembus, akan menimbulkan kepengapan dan akhirnya merusak pernapasan.<br />Semua harus bergerak. Tidak boleh ada yang diam.<br /><br />Adalah kenyataan bahwa segala ciptaan Allah selalu bergerak. </span><span style="font-size: 16pt;" lang="FI">Bumi, matahari,<br />bulan, bintang, dan semua tata surya berotasi tiada henti. Sekali terhenti<br />akan terjadi kerusakan dan bencana yang luar biasa. </span><span style="font-size: 16pt;" lang="SV">Bahkan makhluk-makhluk<br />mikro seperti bakteri dan virus pun bergerak.<br /><br />Hukum Tuhan yang terjadi pada alam raya itu sesungguhnya terjadi juga pada<br />diri manusia. Secara fisik, jika manusia berhenti, diam, dan tidak melakukan<br />aktifitas, maka dalam kurun waktu tertentu kesehatannya pasti terganggu.<br />Selain mudah lelah, berbagai penyakit akan mulai berdatangan.<br /><br />Demikian pula halnya dengan pikiran.<br /><br />Seseorang yang membiarkan otaknya berhenti berpikir, maka dalam jangka waktu<br />tertentu pikirannya akan terganggu. Sulit berpikir logis dan sistematis.<br />Berpikirnya meloncat-loncat, sulit mengingat, dan mudah lupa. Menurut<br />penelitian ilmiah, orang yang kurang terbiasa menggunakan pikirannya, pada<br />usia tuanya akan menjadi pikun.<br /><br />Jika rumus pergerakan itu terjadi pada alam dan individu manusia, maka hal<br />yang sama juga pasti berlaku pada sebuah masyarakat dan organisasi.<br /><br />Jangan sekali-kali berhenti, diam, atau stagnan. Karena diam itu berarti<br />mati. Diam itu bisa membawa penyakit. Diam itu tidak sehat. Jangan takut<br />perubahan, perbaikan, dan pembaruan. Sebab semua ciptaan-Nya ditakdirkan<br />selalu bergerak dalam sebuah rotasi yang telah ditentukan.<o:p></o:p></span></span></p>about mehttp://www.blogger.com/profile/14942762593138685142noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6781876518490333918.post-73070941618182167462008-08-03T09:49:00.002-07:002008-08-06T09:01:02.941-07:00kebutuhan<p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Apabila kita amati kegiatan di pagi hari, kita melihat hampir seluruh warga masyarakat berangkat menuju tempat kerja untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan keluarganya <?xml:namespace prefix = o /><o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Coba Anda amati! Pegawai menuju ke kantor, pedagang ke pasar, ke toko atau siap menjajakan dagangannya, petani membajak sawah, dan banyak lagi kegiatan masyarakat lain. Nah! Sekarang tentunya Anda menjawab untuk apa mereka bekerja, apa yang mereka cari? <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Benar! Mereka sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk hidup pantas, memang banyak sekali yang kita butuhkan. Tentunya tidak hanya makanan, pakaian, tempat tinggal, masih banyak lagi yang lain, misalnya: buku, obat-obatan, alat transportasi, TV dan lain-lain. Coba Anda pikirkan, apa saja yang Anda perlukan untuk hidup Anda? <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span lang="FI" style="font-family:Verdana;font-size:10;">Apakah semua kebutuhan hidup itu dapat Anda penuhi? Tentu tidak. Inti masalah ekonomi: Kebutuhan hidup manusia itu banyak sekali dan Kebutuhan manusia banyak beraneka ragam, sedangkan barang dan jasa sebagai dan beraneka ragam, alat pemuas kebutuhan sangat terbatas. Kenyataan sedang pemuas kebutuhan inilah yang menjadi inti masalah ekonomi. terbatas. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">keluarga, perusahaan, atau negara. Pokok persoalannya adalah: bagaimanakah dengan sumber-sumber yang terbatas, manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span lang="FI" style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan senantiasa menampakkan dirinya sebagai suatu perasaan kekurangan yang menimbulkan keinginan untuk dipenuhi. Apa yang terjadi pada saat Anda lapar dan haus? Kebutuhan:Tentunya Anda punya keinginan untuk makan dan Perasaan kekurangan yang minum. Demikian pula perasaan keinginan/kebutuhan menimbulkan keinginan Anda terhadap pakaian, tempat tinggal, radio, TV, untuk dipenuhi.<br />kendaraan, dan sebagainya.</span><span lang="FI"> </span><span lang="FI" style="font-family:Verdana;font-size:10;"><o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">2. Macam-macam Kebutuhan</span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"> <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan manusia banyak dan beraneka ragam, bahkan tidak hanya beraneka ragam tetapi bertambah terus tidak ada habisnya. Satu kebutuhan telah Anda penuhi, tentu akan datang lagi kebutuhan yang lainnya.<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Namun demikian, kita dapat menggolongkan kebutuhan-kebutuhan sebagaimana bagan berikut ini: <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">a. Kebutuhan menurut intensitasnya </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"><br />Kebutuhan ini dipandang dari urgensinya, atau mendesak tidaknya suatu kebutuhan.<br /></span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi tiga: kebutuhan primer, kebutuhan sekunder,<br />dan kebutuhan tertier. <o:p></o:p></span></p><ul style="COLOR: rgb(0,0,153)" type="disc"><li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan Primer : kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi agar kita tetap hidup,<br />seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal,<br />dsb.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan Sekunder : kebutuhan ini disebut juga kebutuhan kultural, kebutuhan<br />ini timbul bersamaan meningkatnya peradaban manusia<br />seperti:<br />-ingin makan enak<br />-ingin pakaian yang lebih bagus<br />-ingin perabotan lebih bagus<br />-nonton film, pentas seni, dsb. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan Tertier : kebutuhan ini ditujukan untuk kesenangan manusia, seperti kebutuhan akan perhiasan, mobil mewah, rumah mewah, dsb. <o:p></o:p></span></li></ul><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Dewasa ini banyak barang yang semula dipandang mewah, sekarang telah digolongkan menjadi kebutuhan sekunder, seperti: pesawat TV, telepon, dan komputer. Demikian juga untuk pendidikan dan kesehatan telah digolongkan menjadi kebutuhan primer, mengingat kebutuhan ini sangat mendesak dan penting bagi kehidupan manusia. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">b. Kebutuhan menurut sifatnya </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"><br />Kebutuhan ini dibedakan menurut dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan<br />rohani.<o:p></o:p></span></p><ul style="COLOR: rgb(0,0,153)" type="disc"><li class="MsoNormal"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan jasmani, contohnya: makanan, pakaian, tempat tinggal, dsb. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan rohani, contohnya: musik, menonton bola, ibadah, dsb. <o:p></o:p></span></li></ul><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">c. Kebutuhan menurut waktu </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"><br />Kebutuhan ini dibedakan menurut waktu sekarang dan waktu masa yang akan datang. Kebutuhan sekarang, adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga, seperti: makan di saat lapar, atau obat-obatan pada saat sakit. Kebutuhan masa depan, yaitu pemenuhan kebutuhan yang dapat ditunda untuk waktu yang akan datang, misalnya: tabungan hari tua, asuransi kesehatan, dsb. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">d. Kebutuhan menurut wujud </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"><br />Kebutuhan ini meliputi kebutuhan material, yaitu kebutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba dan dilihat. Misalnya: buku, sepeda, radio, dsb. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">e. Kebutuhan menurut subyek</span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"><br />Kebutuhan ini dibedakan menurut pihak-pihak yang membutuhkan. Kebutuhan ini meliputi: kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang dapat dilihat dari segi orang yang membutuhkan, misalnya: kebutuhan petani berbeda dengan kebutuhan seorang guru. Kebutuhan masyarakat, disebut juga kebutuhan kolektif atau kebutuhan bersama, yaitu alat pemuas kebutuhan yang digunakan bersama, misalnya: telepon umum, jalan umum, WC umum, rasa aman, dsb. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebutuhan </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"><o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Sekarang coba Anda pikirkan! Mengapa kebutuhan bagi setiap orang berbeda-beda? Banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan.<br /><br />Keadaan alam mengakibatkan perbedaan kebutuhan. Orang yang tinggal di daerah kutub yang luar biasa dingin membutuhkan pakaian tebal untuk menahan hawa dingin yang serasa menggigit tulang. Sedangkan kita yang tinggal di daerah tropis cukup memakai pakaian tipis.<br /><br />Tampaknya keadaan alam mendorong manusia membutuhkan barang-barang yang<br />sesuai dengan kondisi alam di tempat yang bersangkutan.<br />Cobalah b<?xml:namespace prefix = st1 /><st1:personname st="on">andi</st1:personname>ngkan, kebutuhan orang yang tinggal di daerah pegunungan dengan<br />kebutuhan orang yang tinggal di daerah pantai!<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Peradaban baru juga berpengaruh terhadap kebutuhan. Makin tinggi peradaban, makin<br />tinggi pula kualitas barang yang dibutuhkan.<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span lang="PT-BR" style="font-family:Verdana;font-size:10;">Tentunya Anda pernah belajar sejarah! Coba Anda amati kebutuhan pada masa primitif,<br />dan b<st1:personname st="on">andi</st1:personname>ngkan dengan kondisi masyarakat kita yang sudah mengenal peradaban yang<br />lebih tinggi.<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Kebutuhan masyarakat primitif lebih menekankan kebutuhan primer, kebutuhan itu pun<br />dipenuhi secara sederhana. Untuk makanan misalnya, mereka hanya tinggal memungut<br />dari hutan atau sekitar tempat tinggalnya.<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Bagaimana dengan Anda?<br />Seiring dengan kemajuan peradaban, daftar kebutuhan semakin meningkat. Dahulu belum terpikir radio dan televisi itu penting. Bagaimana dengan sekarang? Rasanya hidup kurang lengkap tanpa radio, TV, buku, mode pakaian, dsb.<br /><br />Adat istiadat dan tradisi masyarakat berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat. Misalnya tradisi upacara perkawinan, tradisi mudik lebaran, dsb. Untuk kegiatan itu tentunya juga akan berpengaruh terhadap aneka ragam kebutuhan. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">4. Alat Pemuas Kebutuhan </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"><o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Setelah kita amati ternyata kebutuhan manusia itu banyak dan beraneka ragam. Bagaimana dengan Anda? Apa saja yang Anda perlukan? Cobalah dihitung!<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Alat-alat pemuas kebutuhan seperti perlatan rumah tangga, sepatu, sepeda, pakaian, yang Anda butuhkan itu dalam ilmu ekonomi disebut barang, sedangkan pelayanan listrik, telepon, guru juga dapat memuaskan kebutuhan Anda sehingga disebut barang juga, tetapi lebih lazim disebut jasa.<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Dalam kehidupan sehari-hari barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan jumlahnya terbatas, sehingga untuk memperolehnya kita harus mengeluarkan pengorbanan (waktu, biaya atau tenaga). Barang yang demikian ini disebut barang ekonomi.<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Selain itu ada barang yang jumlahnya melimpah seperti sinar matahari di daerah tropis, udara bersih di daerah pegunungan. Barang-barang ini untuk memperolehnya tanpa pengorbanan, sehingga disebut barang bebas. Barang-barang bebas tidak dipersoalkan dalam ilmu ekonomi.<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">5. Kegunaan Benda </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;"><o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Untuk lebih memahami bagaimana barang dan jasa dapat memenuhi kebutuhan manusia, marilah kita kelompokkan barang/jasa tersebut menurut kegunaan, hubungannya dengan benda lain dan prosesnya. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">a. Menurut kegunaannya</span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">, benda dibedakan sebagai benda konsumsi, yaitu benda yang dapat langsung digunakan memenuhi kebutuhan, contoh untuk ini adalah makanan, pakaian, buah-buahan, dsb., dan benda produksi, atau disebut juga barang modal. benda ini dapat digunakan untuk memproduksi benda lain, termasuk benda produksi ini adalah peralatan, dan mesin-mesin.<o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span lang="SV" style="font-family:Verdana;font-size:10;">b. Benda menurut hubungannya dengan benda lain</span></strong><span lang="SV" style="font-family:Verdana;font-size:10;"> dapat ditinjau sebagai benda komplementer dan benda substitusi. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Benda komplementer adalah benda yang dalam penggunaannya harus bersama-sama dengan benda lain. Coba Anda pikirkan, benda apa itu? Misalnya: kopi dengan gula, sepatu dengan talinya, minyak dan kompor, bensin dengan kendaraan, dsb. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Benda substitusi</span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">, benda ini dalam penggunaannya dapat saling menggantikan, misalnya jagung dapat menggantikan beras, margarine dengan mentega, jasa bus dapat menggantikan kereta api. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><strong><span lang="SV" style="font-family:Verdana;font-size:10;">c.Benda menurut proses pembuatannya.</span></strong><span lang="SV" style="font-family:Verdana;font-size:10;"> </span><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Selain pembagian guna benda tadi, dapat juga </span><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">kegunaan benda dilihat dari proses pembuatannya. Untuk ini benda dapat dilihat Benda menurut proses sebagai bahan <st1:place st="on"><st1:city st="on">baku</st1:city></st1:place> seperti: hasil hutan, hasil pembuatannya: pertanian, atau barang tambang. Sebagai barang setengah jadi, misalnya: barang untuk industri kecil, kulit untuk sepatu, kopra untuk minyak goreng, dsb.-Barang jadi Dan barang jadi, seperti: meja, kursi, sepeda, kemeja, dsb. <o:p></o:p><br />Mengapa benda itu berguna? Tentunya Anda bisa menjawab. Ya! Benda itu berguna<br />karena benda itu bermanfaat dapat memenuhi kebutuhan manusia. Hanya saja benda yang disediakan harus diolah lebih dahulu sehingga siap memenuhi kebutuhan manusia. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Contohnya: minyak bumi, bijih besi, karet. Minyak bumi dan apa yang terdapat di muka bumi dan terkandung di dalam bumi semuanya masih memerlukan pengelolaan agar lebih berguna. Gejala ini mengisyaratkan kepada kita akan perlunya peningkatan kegunaan benda. <o:p></o:p></span></p><p style="COLOR: rgb(0,0,153)"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Marilah kita amati macam-macam kegunaan benda tersebut.<o:p></o:p></span></p><p><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">a. Guna dasar</span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;"> (<em><span style="font-family:Verdana;">Elementary Utility</span></em>), adalah kegunaan benda karena benda merupakan bahan untuk membuat benda lain.<br /><br /><?xml:namespace prefix = v /><v:shape id="_x0000_i1045" alt="" type="#_x0000_t75"><v:imagedata href="http://localhost/onnet2/content2/images/ekonomi4t.jpg" src="file:///C:\DOCUME~1\M105-S~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image020.jpg"></v:shape><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">b. Guna bentuk </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">(<em><span style="font-family:Verdana;">Form Utility</span></em>), kegunaan benda yang terjadi karena adanya perubahan bentuk pada benda tersebut.<br /><br /></span><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">c. Guna tempat </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">(<em><span style="font-family:Verdana;">Pl<st1:personname st="on">ace</st1:personname> Utility</span></em>), kegunaan benda terjadi karena benda tersebut dipindahkan ke tempat yang lebih membutuhkan. untuk kegiatan ini peranan transportasi sangat penting.<br /><br /><v:shape id="_x0000_i1047" alt="" type="#_x0000_t75"><v:imagedata href="http://localhost/onnet2/content2/images/ekonomi4v.jpg" src="file:///C:\DOCUME~1\M105-S~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image022.jpg"></v:shape><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">d. Guna milik </span></strong><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">(<em><span style="font-family:Verdana;">Possesion Utility</span></em>), kegunaan benda ini terjadi setelah seseorang memiliki benda tersebut, misalnya<br /><br /><v:shape id="_x0000_i1039" alt="" type="#_x0000_t75"><v:imagedata href="http://localhost/onnet2/content2/images/ekonomi4w.jpg" src="file:///C:\DOCUME~1\M105-S~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image023.jpg"></v:shape><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span></p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;"><strong><span style="font-family:Verdana;">6. Kelangkaan Alat Pemuas Kebutuhan </span></strong><o:p></o:p></span></p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">Penciptaan dan pengolahan benda hingga menjadi lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan usaha atau produksi, dengan mencurahkan bahanbahan dasar, tenaga, pikiran, waktu, peralatan, uang dan keahlian yang kesemuanya disebut sumber daya produksi. <o:p></o:p></span></p><ol type="1"><li class="MsoNormal" style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Sumber alam<br />adalah benda dan kekuatan yang tersedia di alam semesta, yang secara langsung atau tidak langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, misalnya: tanah, air, sinar matahari, barang-barang galian, dsb. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Sumber daya manusia<br />sumber daya manusia ini meliputi tenaga jasmani dan rohani yang diperlukan untuk mengambil dan mengolah sumber alam, hingga menjadi benda yang lebih berguna. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Sumber daya modal<br />adalah barang-barang (sarana) yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang lain, misalnya: uang, bahan mentah, mesin, perkakas, dsb. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Wira usaha<br />adalah sumber daya manusia yang menyatukan ketiga sumber daya (alam, tenaga kerja, dan modal) dan bertanggung jawab atas kelancaran usaha produksi. <o:p></o:p></span></li></ol><p><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">Sumber daya produksi tadi sifatnya terbatas, sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas. Kenyataan ini terbukti dari sulitnya manusia memperoleh sumber alam, tenaga kerja, modal maupun wira usaha. <o:p></o:p></span></p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">Seseorang baru dapat memperoleh sumber daya tadi setelah seseorang tersebut mengeluarkan berbagai pengorbanan. Namun demikian ternyata masih ada juga yang tidak mampu memperolehnya, apakah karena memang sudah habis, jumlahnya sedikit atau mereka tidak mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan. Keadaan benda pemuas yang terbatas inilah yang disebut dengan kelangkaan. <o:p></o:p></span></p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">Tahukah Anda apa yang menyebabkan benda pemuas kebutuhan itu langka? Kelangkaan benda pemuas kebutuhan itu terjadi karena beberapa sebab: <o:p></o:p></span></p><ol type="1"><li class="MsoNormal" style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Terbatasnya persediaan sumber alam. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Terbatasnya kemampuan manusia untuk mengolah alam. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Keserakahan manusia dengan akibat berkurangnya benda pemuas kebutuhan, atau menjadi cepat rusaknya benda, misalnya: penebangan hutan liar. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;font-size:10;">Meningkatnya kebutuhan manusia yang lebih cepat dari kemampuan manusia untuk menghasilkan atau belum ditemukannya sumber-sumber baru. <o:p></o:p></span></li></ol><p><span style="font-family:Verdana;font-size:10;color:black;">Kelangkaan itu dialami setiap orang, setiap bangsa dan oleh setiap negara. Meskipun situasi dan kondisinya berbeda-beda, namun pokok masalahnya sama. <o:p></o:p></span></p><br /></v:imagedata></v:imagedata></v:imagedata>about mehttp://www.blogger.com/profile/14942762593138685142noreply@blogger.com0